Pertemuan analisis kerentanan bahaya, dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi, dr. Yudono, MMKes, diikuti oleh perwakilan dari 24 Puskesmas di Kabupaten Ngawi. (17/10/2024)

Hazard Vulnerability Assessment (HVA) atau Analisis Kerentanan Bahaya adalah suatu proses sistematis untuk mengidentifikasi, menilai, dan memahami risiko dari berbagai potensi ancaman atau bahaya yang mungkin mempengaruhi suatu wilayah, organisasi, atau populasi. HVA bertujuan untuk mengevaluasi seberapa besar dampak yang bisa terjadi dari ancaman tersebut dan seberapa rentan suatu sistem atau masyarakat terhadap dampak itu.

Kabupaten Ngawi, yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, menghadapi sejumlah risiko bencana alam. Berikut adalah beberapa potensi bencana alam yang dapat mengancam wilayah Ngawi, berdasarkan kondisi geografis dan iklimnya:

  1. Banjir
    Banjir adalah ancaman utama di Ngawi, terutama karena sungai besar seperti Bengawan Solo yang melintasi wilayah ini. Curah hujan yang tinggi selama musim hujan sering kali menyebabkan meluapnya sungai, yang berdampak pada daerah sekitar aliran sungai dan dataran rendah.
    Daerah yang sering terdampak banjir meliputi Kecamatan Pangkur, Kecamatan Ngawi, dan Kecamatan Karangjati.
  2. Tanah Longsor
    Tanah longsor menjadi ancaman bagi wilayah Ngawi yang berbukit, terutama di daerah perbukitan seperti Kecamatan Kendal dan Kecamatan Ngrambe. Daerah perbukitan yang memiliki vegetasi kurang dan kemiringan terjal lebih rentan terhadap longsor, terutama setelah hujan lebat yang terus menerus.
  3. Angin Puting Beliung
    Ngawi juga sering mengalami bencana angin puting beliung, terutama pada musim pancaroba (pergantian musim). Angin ini berpotensi merusak rumah-rumah, infrastruktur, dan lahan pertanian. Puting beliung biasanya terjadi di daerah terbuka atau daerah dengan vegetasi rendah yang kurang mampu menghalangi pergerakan angin.
  4. Kekeringan
    Pada musim kemarau, Ngawi juga menghadapi ancaman kekeringan, terutama di daerah-daerah yang bergantung pada air tadah hujan untuk pertanian. Kekeringan dapat berdampak pada hasil pertanian dan akses air bersih bagi penduduk, khususnya di wilayah-wilayah yang berada jauh dari aliran sungai atau sumber air.
  5. Gempa Bumi (Risiko Rendah)
    Meskipun Ngawi tidak terletak pada zona tektonik utama, beberapa wilayah di Jawa Timur merasakan dampak getaran gempa dari daerah sekitarnya. Namun, gempa bumi bukan ancaman utama di Ngawi dan risikonya relatif rendah dibandingkan daerah-daerah lain di Indonesia yang berada di zona gempa tinggi.

Dinas Kesehatan dalam HVA untuk mendorong budaya kesiapsiagaan bencana di masyarakat dengan melakukan identifikasi dan penilaian resiko bahaya, analisis resiko, mitigasi dan bekerja sama dengan BNPB dan elemen masyarakat. Dengan pelatihan yang intens dan kerjasaman dengan semua elemen masyarakat diharapkan setiap bencana alam/kejadian luar biasa lainnya dapat mengurangi dampak potensial bencana, seperti korban jiwa, kerugian ekonomi, dan kerusakan infrastruktur.