Status gizi yang baik merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan kesehatan yang pada dasarnya adalah bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional secara keseluruhan. Bayi, balita, anak usia sekolah dasar, dan ibu hamil merupakan kelompok sasaran yang sangat perlu mendapat perhatian khusus karena dampak negatif yang ditimbulkan apabila menderita kekurangan gizi, dalam jangka panjang bisa menyebabkan stunting.

Pemerintah Indonesia merancang dua kerangka besar Intervensi Stunting yaitu Intervensi Gizi Spesifik dan Intervensi Gizi Sensitif. Intervensi gizi spesifik umumnya dilakukan pada sektor kesehatan. Sedangkan Intervensi gizi sensitif dilakukan melalui kegiatan pembangunan diluar sektor kesehatan. Kontribusi dari dua intervensi tersebut merupakan intervensi dalam penurunan stunting.Dalam perbaikan gizi masyarakat, kontribusi intervensi gizi sensitif lebih besar yaitu sekitar 70% dibanding dengan intervensi spesifik yang hanya 30%. Oleh karena itu kedua intervensi gizi tersebut harus dilaksanakan secara bersamaan dan komprehensif.


Prevalensi stunting di Kabupaten Ngawi dari hasil Riskesdas 2018 adalah 40,5%. Salah satu upaya untuk menurunkan prevalensi tersebut adalah dengan intervensi gizi spesifik yang merujuk pada Resolusi World Health Assembly (WHA) No. 55.25 tahun 2002 tentang Global Strategy on Infant and Young Child Feeding yang merekomendasikan pola makan terbaik untuk bayi dan anak usia dua tahun, yaitu : 1) Inisisasi Menyusu Dini dalam 30-60 menit setelah bayi lahir, 2) Memberikan ASI secara eksklusif kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan, 3) Mulai memberikan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan, dan 4) Meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia dua tahun atau lebih.

Dengan latar belakang hal-hal tersebut diatas, maka dipandang perlu untuk melakukan workshop tentang Pemantauan Pertumbuhan dan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Pembangunan Manusia.

Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam pemantauan pertumbuhan danpelayanan pemberian makan pada bayi dan anak.
Tujuan Khusus :

  1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta tentang Kebijakan Pemerintah dalam Perbaikan Gizi Masyarakat.
  2. Meningkatkan Komunikasi, Edukasi dan Informasi (KIE) tentang Pemantauan Pertumbuhan dan PMBA bagi peserta.
  3. Meningkatkan kemampuan peserta dalam praktek menyusui yang benar, praktek menimbang dan membuat MP-ASI yang sesuai standard.

Peserta workshopPemantauan Pertumbuhan dan PMBA bagi KPM di desa sebanyak 217 kader.

Materi yang akan disampaikan dan dibahas pada workshop ini meliputi :

  1. Pentingnya Air Susu Ibu dan praktek yang benar dalam pemberian ASI,
  2. Pemberian Makanan Bayi dan Anak
  3. Pemantauan Pertumbuhan
  4. Praktek menggunakan alat antropometri
  5. Bagaimana melakukan konseling
  6. Praktek pemilihan bahan makanan 4 bintang dan membuat MP-ASI

Nara sumber dalam workshop ini adalah nara sumber yang sudah mendapatkan sertifikat tentang pelatihan terkait materi :

  1. Indah Sunarsih, S.Gz Konselor PMBA Puskesmas Kendal
  2. Farida Yulianawati, S.Gz Konselor PMBA Puskesmas Padas
  3. Puji Astuti, Amd.Gz Konselor PMBA Puskesmas Gemarang

Workshop dilakukan secara daring dengan metode ceramah, diskusi dan praktek.

Workshop Pemantauan Pertumbuhan dan PMBA bagi KPM di desa dilaksanakan pada :
Tanggal :12 s/d 14 Agustus 2021
Tempat : 24 Wilayah Puskesmas

Pembiayaan pelaksanaan Workshop Pemantauan Pertumbuhan dan PMBA bagi KPM di desa dari sumber anggaran DAK Non Fisik Stunting Tahun 2021.